Senin, 25 Juli 2011

160 Juta Penduduk Indonesia Merokok

             Deperkirakan pada tahun 2020 sekitar 160 Juta penduduk Indonesia adalah perokok, tingginya tingkat pecandu rokok merupakan permasalahan serius yang dihadapi Indonesia karena pengaruhnya terhadap kesehatan dan lingkungan.
Direktur Ekskutif Forum Parlemen Indonesia untuk Kependudukan dan Pembangunan (IFPPD) Sri Utari Setyawati mengatakan, meski rokok terbukti merugikan kesehatan dan masalah ekonomi, tapi jumlah perokok ini sulit ditekan karena kesadaran yang kurang dari masyarakat.
Rata-rata masyarakat mengabaikan penyakit seperti kanker, serangan jantung, impotens dan gangguan kehamilan dan janin.
“Meski tulisan ini sudah terpampang dibungkus rokok, banyak yang tidak hirau karena dampaknya memang tidak langsung,” kata dia di Monas, Minggu 31 Mei 2009.
Sri mengatakan, Indonesia pada 2004 menduduki peringkat ketiga jumlah perokok terbesar di dunia.
Kandungan racun yang ada di rokok begitu banyak
Kandungan racun yang ada di rokok begitu banyak
Prevalensi merokok di Indonesia adalah 34,5 persen atau lebih dari sepertiga penduduk Indonesia merokok. Jumlah ini akan meningkat dua kali lipat pada 2020.
“Rata-rata dua dari tiga laki-laki yang berumur diatas 15 tahun adalah perokok,” kata dia.
Peran pemerintah dalam memberlakukan regulasi yang ketat, sangat penting. Pasalnya berdasarkan hasil survei Health Promotion Board tahun 2004 bahwa 57 persen perokok merasa prihatin terhadap pengaruh rokok untuk kesehatan dan 47 persennya menyatakan mengurangi konsumsi rokok setelah melihat peringatan ini.
“Tapi rokok itu candu, jadi keinginan untuk merokok sangat kuat selalu ada,” katanya.
Di Jakarta 47% Pelajar adalah Perokok
Gubernur DKI Jakarta Fauzi Bowo mengatakan sekitar 46,7 persen pelajar di Jakarta pernah merokok. Data ini menurutnya keluar dari hasil survei yang dilakukan Global Use The Tobacco beberapa waktu lalu.
Fauzi mengungkapkan keprihatinan ini atas besarnya konsumsi rokok di Jakarta. Survei dalam hal lain, dari Global Use The Tobacco adalah 19 persen remaja yang merokok berumur di bawah 10 tahun, dan 21 persen mereka yang disurvei mengatakan sebagai perokok aktif.
“Astaghfirullah,” kata Fauzi di lingkungan Monas, Jakarta, Minggu 31 Mei 2009.Menurut dia, hasil tingkat survei ini harus mulai diperhatikan para orangtua. Pasalnya, survei juga mengatakan 69,3 persen anak-anak yang bersekolah terkontaminasi rokok di rumahnya, dan 83,5 persen ditempat umum.
“Ini tidak baik untuk kesehatan mereka apalagi mereka adalah generasi muda,” katanya. Anak-anak pun banyak di antaranya yang mengatakan tidak suka membaui asap rokok. Karena itu, 90 persen survei mengatakan rokok adalah kegiatan yang harus dilarang.  

Sumber: Vivanews

Tidak ada komentar:

Posting Komentar