Senin, 08 Agustus 2011

Presentasi EfSD









Education For Sustainable Development (EFDS)

Education for Sustainable Development atau biasa disingkat dengan EFDS itu adalah pola pemanfaatan sumber daya untuk memenuhi kebutuhan manusia dengan tetap memelihara lingkungan, jadi kebutuhan itu bukan hanya terpenuhi hari ini tetapi juga bisa buat generasi mendatang.sebenarnya sih, EFDS ini sendiri sudah dikenal sejak tahun 1970an, khususnya di bidang lingkungan.Dan kemudian, dipopulerin sama Kementrian Lingkuhan Hidup.
EfSD ini pertama kali dicetuskan oleh Prof. Dr. Hans J. A. Van Ginkel, mantan rektor United Nations (UN) University dan Staf Ahli Sekjen UN.
EfSD ini menekankan pada 3 pilar yaitu ekonomi, ekologi atau lingkungan, dan sosial.  Ketiga aspek tersebut saling beririsan, tidak terpisah-pisah.
buat diagramnya bisa dilihat :

nah, selain itu, eksisnya EFDS ini tentu aja ada latar belakangnya guys. Check It Out!
Latar  Belakang :
            Setiap dari kita, pasti punya kontak sama lingkungan. setiap dari kita, pasti berhubungan sama yang namanya lingkungan. Jadi, bisa dipastikan kalau kita mempengaruhi lingkungan dan juga pastinya lingkungan mempengaruhi kita.
Tapi, kenapa sih kita masih tetap ngerusak lingkungan sementara kita sendiri jelas-jelas membutuhkannya?
Malahan, pada kenyataannya, orang-orang yang ngerusak lingkungan itu bukan orang-orang sembarangan loh!
seperti para pejabat yang kerap melakukan illegal logging misalnya. heran kan ya sama tindakan mereka? mungkin nih mereka itu belum sepenuhnya paham mengenai pentingnya lingkungan. tapi tenang, semuanya masih bisa diubah kok. masih bisa kita perbaiki. gimana caranya? dengan pendidikan lingkungan hidup secara informal!
wah, memang bisa gitu ya?
ya bisa dong, kan ciri khas pendidikan (tarbiyah, education) ialah seumur hidup, sampai akhir hayat. Pendidikan memasukkan dua kategori besar, yaitu sains (science) dan teknologi (technology) keduanya saling mendukung satu sama lain sehingga dapat membantu manusia untuk memudahkan pekerjaannya. Produk inilah yang pada akhirnya menghasiljkan sesuatu yang positif bagi lingkungan namun sayangnya juga membawa dampak buruk untuk lingkungan kita. dampak buruk inilah yang kemudian disebut dengan masalah lingkungan.
Masalah lingkungan yang diakibatkan oleh perkembangan sains dan teknologi dapat berujung pada derita manusia. Tetapi bisa juga berujung pada kebahagiaan manusia lantaran sains, teknologi, lingkungan merupakan segitiga sama sisi yang masing-masing berperan dalam kehidupan manusia. Terminologi yang digunakan ialah Trilogi Pendidikan yaitu: sains (science), teknologi (technology), dan lingkungan (environment).

Hubungan antara Manusia dengan Sains, Teknologi dan Lingkungan dapat dilihat :


Secara ekopolitis, Pendidikan Lingkungan kali pertama dikenalkan pada konferensi International Union for Concervation of Nature and Natural Resourses atau Perserikatan Internasional untuk Konservasi Alam dan Sumber Daya Alam di tahun 1971.
Trus di Indonesia gimana dong? sebenarnya, dari dulu sampai tahun 2009 ngga ada politisi hijau di Indonesia. ini artinya, politisi semestinya harus belajar lebih dari suku-suku pedalaman di Indonesia guys. Loh kok gitu? nih ada contohnya : 


Tradisi ujung ladang masyarakat Melayu di Sumetera Utara misalnya, selalu berwawasan lingkungan kalau akan membuka hutan. Meskipun menebang pohon dan membabatnya, selalu saja ada vegetasi pelindung yang tersisa. Pola seperti ini membantu menahan tanah agar tidak erosi atau merusak tanaman.

sementara itu, EfSD dicetuskan juga bukan tanpa manfaat dan tujuan. nah dibawah ini adalah rincian manfaat serta tujuan dari EfSD

Manfaat dan tujuan dari EfSD adalah:

    1.     Terbangun kapasitas komunitas/bangsa yang mampu membangun, mengembangkan, dan mengimplementasikan rencana kegiatan yang mengarah kepada sustainable development.
2.      2. Mendidik manusia agar sadar tentang individual responsibility yang harus  dikontribusikan,  menghormati hak-hak orang lain, alam dan diversitas, dapat menentukan pilihan/keputusan yang bertanggungjawab, dan mampu mengartikulasikan semua itu dalam tindakan nyata.
3.      3. Menumbuhkan komitmen untuk berkontribusi dalam mewujudkan kehidupan yang lebih baik, dunia yang lebih aman dan nyaman, baik sekarang maupun di masa mendatang.


Adapun beberapa metode yang dapat diterapkan secara continue adalah :
  1.  Kuliah, klasikal
  2. Keteladanan
  3. Ceramah
  4. Diskusi
  5. Seminar
  6. Percontohan
  7. Spanduk
 sumber: